Minggu, Januari 17, 2021
  • Kirim Artikel
  • Privacy Policy & TOS
  • Redaksi
  • Kontak
Portal Berita Pendidikan Indonesia
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
schmu news
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik
No Result
View All Result
schmu news
No Result
View All Result
Home Inspirasi

Soedirman Guru Kecil Yang Jadi Jenderal Besar

by
1 Agustus 2020
in Inspirasi, Tokoh
Reading Time: 2min read
0
0
Jenderal Besar Soedirman

Jenderal Besar Soedirman

Share on FacebookShare on Twitter

Soedirman Guru – aktif berorganisasi di Muhammadiyah. Dia pernah menjadi pemimpin Hizbul Wathan, kepanduan Muhammadiyah daerah Banyumas. Selain itu, dia juga aktif di Pemuda Muhammadiyah. Bahkan, dia terpilih menjadi Wakil Majelis Pemuda Muhammadiyah cabang Banyumas, kemudian Jawa Tengah.

Bagi Soedirman, berorganisasi adalah pengabdian, bukan tempat mencari penghidupan. Dia kadangkala mengutamakan kepentingan organisasi daripada keluarga. Karena itu, kendati menjadi pemimpin, rumah tangganya serba kekurangan. Orang pun heran. Namun, baginya itu wajar saja.

Soedirman Guru Kecil Yang Jadi Jenderal Besar

“Bukankah yang besar itu adalah organisasi. Besarnya dan mekarnya organisasi bukan berarti harus besar dan mewahnya si pemimpin. Untuk mencukupi biaya hidupnya, dia aktif sebagai guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap,” demikian tertulis dalam biografi Sudirman Prajurit TNI Teladan. HIS (Hollandsch Inlandsche School) adalah sekolah dasar dengan masa belajar tujuh tahun.

Baca Juga

Irfan Munadi Juara Qori Internasional, Pemuda Muhammadiyah Sidrap Bangga

Biografi KH Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah

3 Fakta Ki Hajar Dewantara di Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional

Dakwah Jenderal Soedirman Tanpa Balas Jasa

Jenderal Besar Soedirman Guru muhammadiyah
Jenderal Besar Soedirman Guru muhammadiyah

Soedirman Pimpinan Pemuda Muhammadiyah, Sebagai guru Soedirman mendapat gaji f.3 (tiga gulden Belanda) per bulan. Dia menjadi guru bukan semata karena kekurangan. Dia bisa saja mencari pekerjaan lain yang gajinya lebih besar, mengingat saat itu dia cukup populer sebagai Pemimpin Pemuda Muhammadiyah.

“Apakah artinya uang sebanyak itu (f.3) untuk hidup dalam jangka waktu satu bulan? Jelasnya bagi Soedirman pekerjaan sebagai pengajar didasarkan atas keikhlasan dan kesadaran serta rasa tanggung jawab akan pentingnya pendidikan bagi generasi muda,” demikian disebut dalam buku terbitan Dinas Sejarah TNI AD itu.

Soedirman menyadari kekurangannya sebagai guru karena hanya lulusan sekolah menengah pertama, MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Wiworotomo. Dia tak memiliki ijazah sekolah guru, HIK (Hollandsch Inlandsche Kweekschool). Untuk mengatasi kekurangannya, dia memilih les kepada guru-gurunya di MULO Wiworotomo. Dia juga mendapatkan pengetahuan keguruan dari R. Mokh. Kholil yang memimpin Muhammadiyah Cilacap dan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah.

Soedirman Berijazah Guru

Kendati tak berijazah guru, Soedirman memiliki bakat sebagai pendidik. Dia punya pengalaman dalam membimbing anak-anak pandu Hizbul Wathan. Bahkan, ketika di MULO Wiworotomo, dia dijuluki “guru kecil” karena diandalkan gurunya untuk membantu teman-temanya yang kesulitan dalam pelajaran.

Tak hanya disukai murid-muridnya karena mengajarnya mudah dimengerti, Soedirman juga disenangi guru-guru lain. Bahkan, kepercayaan dari para pengajar membuat Soedirman terpilih menjadi kepala sekolah HIS Muhammadiyah. Gajinya naik menjadi f.25,50. Baginya kenaikan gaji itu cukup membantu kekurangannya dalam rumah tangga. Namun, yang lebih penting adalah kepercayaan yang diberikan rekan-rekannya dan pimpinan Lembaga Pendidikan Muhammadiyah. Tentu saja, kenaikan pangkat menjadi kepala sekolah berkat ketekunan dan kesungguhannya sebagai pendidik.

Ada pengalaman unik ketika Soedirman masih menjadi guru. Dia menceritakannya kepada Pak Kholil. Suatu hari, ketika sedang mengajar, dia didatangi seorang Tambi (orang Keling dari Bombay). Setelah becakap-cakap, orang beragama Hindu itu melihat telapak tangan Soedirman dan berkata: “kelak engkau menjadi orang yang besar, tabahlah.” Soedirman menganggap ramalan itu biasa saja.

Baaja: haji Sudja

Soedirman Jadi Panglima Besar

Menjelang pendudukan Jepang, Soedirman terpaksa melepaskan pekerjaan yang dicintainya sebagai kepala sekolah HIS Muhammadiyah. Saat itu situasinya tak memungkinkan menjalankan pendidikan karena semua orang terpusat pada serangan Jepang. Dia bahkan menjadi ketua sektor LBD (Lucht Besherming Dienst) atau Dinas Perlindungan Bahaya Udara yang dibentuk Belanda.

Pada masa pendudukan Jepang, Soedirman menjadi anggota Syu Sangikai (semacam dewan perwakilan), kemudian anggota Jawa Hokokai Karesidenan Banyumas. Setelah mengikuti pelatihan Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor, dia ditempatkan sebagai daidancho (komandan batalion) Daidan III di Kroya, Banyumas.

Setelah Indonesia merdeka, Kolonel Soedirman menjabat komandan Divisi V TKR Purwokerto. Saat itulah, dia mengatur strategi melawan Sekutu di Ambarawa. Karier militernya mencapai puncak setelah dia terpilih menjadi panglima besar tentara Indonesia –inikah maksud “orang besar” yang diramalkan orang Tambi itu?

Ketika Belanda melancarkan agresi militer kedua, Soedirman dalam keadaan sakit melawan dengan bergerilya dari 19 Desember 1948 sampai 10 Juli 1949.

Jenderal Soedirman, guru yang jadi panglima besar, meninggal dunia pada 29 Januari 1950.

baca juga: Buya Hamka

editor: buya sorta | sumber: wikipedia

 

Source: historia
Tags: Hizbul WathanJenderal BesarJenderal Besar SoedirmanPahlawan NasionalPemuda MuhammadiyahTokoh Nasional
Share2140TweetSendShare

Related Posts

Kyai Ahmad Dahlan

Biografi KH Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah

by admin
27 Desember 2020

news.schmu.id, Tokoh: KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah, organisasi Islam terbesar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil...

Pengolahan Sampah

Áisyiyah Sosialisasikan Pengolahan Sampah Menggunakan Komposter

by Nuril Fitriana
26 Desember 2020

Tangkapan Layar saat Webinar Pengolahan Sampah news.schmu.id: Dilansir dari muhammadiyah.or.id, Lembaga...

Ucapan

Hari Ibu Saat Pandemi, Kegiatan ini Bisa Kamu Lakukan

by Nuril Fitriana
22 Desember 2020

Kasih sayang kepada orangtua terutama ibu dapat diungkapkan kapan saja dan tak mengenal waktu. Namun,...

ki hajar dewantara pendiri taman siswa

3 Fakta Ki Hajar Dewantara di Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional

by admin
29 Oktober 2020

news.schmu.id, Tiga Fakta Ki Hajar Dewantara, Sosok di Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional. Pada tanggal...

Kyai Ahmad Dahlan Pakar Bid'ah Sosial

Kyai Ahmad Dahlan Tokoh Pembaharu Pendidikan dan Pemikiran Islam

by admin
17 Oktober 2020

News.schmu.id, Kiyai Ahmad Dahlan Tokoh Pembaharu Pendidikan dan Pemikiran Islam -- Ia lahir dengan nama...

Load More
Next Post
dawuh pak kyai

Dawuh Pak Kyai ~ edisi Sebab Kehancuran

Discussion about this post

Partner

schmu news

Portal Pendidikan Indonesia

logo google publisher
logo komik pak kyai

schmu news

  • Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik

© 2019

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In