schmu.id, Jakarta: Tak Ada Rencana Pelajaran Sejarah Dihapus dari Kurikulum — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membantah isu penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional.
“Sama sekali tidak ada kebijakan regulasi atau perencanaan untuk menghapus mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional,” kata Nadiem melalui video yang dibagikan di Instagram pribadinya, Minggu (20/9/2020).
Pelajaran Sejarah Dihapus?

Nadiem mengaku terkejut dengan isu penghapusan mata pelajaran sejarah yang berkembang di masyarakat. Masalah ini berkembang karena ada presentasi internal tentang penyederhanaan kurikulum.
Padahal penyederhanaan kurikulum sebenarnya hanya dalam bentuk pembahasan. “Kami memiliki puluhan versi berbeda yang saat ini sedang melalui FGD dan uji coba publik.
Tidak pasti permutasi akan final di mana berbagai opsi diperdebatkan secara terbuka,” kata Nadiem.
Namun, Nadiem menekankan bahwa penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan hingga 2022. Pada tahun 2021, pihaknya akan melakukan berbagai macam prototyping mengenai penyederhanaan kurikulum di sekolah mengemudi yang dipilih dan bukan di sekolah secara nasional.
“Dan sekali lagi tidak ada kebijakan yang akan keluar pada tahun 2021 pada skala kurikulum nasional, apalagi penghapusan mata pelajaran sejarah,” katanya.
Nadiem juga mengaku heran dengan isu-isu yang berkembang, termasuk yang mempertanyakan visi sejarah nasional. Sebab, ia berkomitmen untuk mengembangkan pelajaran sejarah menjadi lebih menarik.
Dimuat laman tirto.id, “Misi saya sebagai menteri adalah kebalikan dari masalah itu. Saya ingin membuat pelajaran sejarah yang relevan bagi generasi muda dengan menggunakan media yang menarik dan relevan untuk menginspirasi generasi baru kita,” katanya.
Nadiem mengimbau kepada masyarakat untuk menyaring informasi agar isu palsu mengenai penghapusan pelajaran sejarah tidak berjalan liar.
baca juga:Â Merdeka Belajar, JOKOWI Ingin Mahasiswa Magang Selama Satu Semester
Dia mengatakan sejarah adalah tulang punggung identitas nasional sehingga ia menganggap sejarah sangat penting.
editor: cak iPhin | Sumber: tirto.id
Discussion about this post