Senin, April 19, 2021
  • Kirim Artikel
  • Privacy Policy & TOS
  • Redaksi
  • Kontak
Portal Berita Pendidikan Indonesia
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
schmu news
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik
No Result
View All Result
schmu news
No Result
View All Result
Home Inspirasi

Kisah Nabi Sulaiman Dan Ratu Balqis, Seorang Ratu Tercantik di Jamanya

by
7 April 2021
in Inspirasi, Kisah
Reading Time: 6 mins read
0
0
Kisah Nabi Sulaiman Dan Ratu Balqis

nabi sulaiman dan ratu balqis

Share on FacebookShare on Twitter

Kisah Nabi Sulaiman Dan Ratu Balqis: Setelah surat itu sampai ke tangan Ratu Balqis, segera dia kumpulkan para pembesar kerajaan untuk berunding apa yang harus mereka lakukan untuk merespon surat dari Sulaiman tersebut. Allah SWT berfirman:

قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ إِنِّيٓ أُلۡقِيَ إِلَيَّ كِتَٰبٞ كَرِيمٌ ٢٩ إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ ٣٠ أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ٣١

“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Naml 27: 29-31)

kerajaan ratu balqis

Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis

Surat Nabi Sulaiman AS kepada Ratu Balqis, penguasa Saba’ dimulai dengan lafazh basmallah: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” Inilah surat pertama yang dimulai dengan basmalah, bahkan menurut para ulama, seperti dikutip Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10: 403), tidak ada seorangpun sebelum Sulaiman yang menulis lafazh basmalah tersebut.

Isi surat Sulaiman sangat ringkas, tapi menunjukkan kelasnya sebagai seorang Nabiyullah dan seorang raja yang berkuasa. Setelah menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Sulaiman menyatakan “janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.

Mengetahui bahwa surat itu diantar oleh seekor burung, Ratu Balqis sudah tercengang, apalagi membaca isinya. Singkat dan tegas. Ada nada mengancam dalam surat itu. Kalau bukan dari seorang raja yang besar tidak mungkin akan mengirim surat semacam itu. Barangkali Ratu Balqis sudah pernah mendengar sebelumnya tentang Raja Sulaiman di daerah utara jazirah Arabia dan tahu bagaimana hebat dan berkuasanya Raja tersebut.

Ratu Balqis segera mengumpulkan para pembesar kerajaan untuk meminta pendapat mereka. Allah SWT berfirman:

قَالَتۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَفۡتُونِي فِيٓ أَمۡرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمۡرًا حَتَّىٰ تَشۡهَدُونِ ٣٢ قَالُواْ نَحۡنُ أُوْلُواْ قُوَّةٖ وَأُوْلُواْ بَأۡسٖ شَدِيدٖ وَٱلۡأَمۡرُ إِلَيۡكِ فَٱنظُرِي مَاذَا تَأۡمُرِينَ ٣٣ قَالَتۡ إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ وَكَذَٰلِكَ يَفۡعَلُونَ ٣٤ وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ ٣٥

“ Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini, aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku). Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu. Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”. Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”. (Q.S. An-Naml 27: 32-35)

Setelah para pembesar istana berkumpul, Ratu Balqis menegaskan bahwa dia tidak akan pernah membuat keputusan, apalagi dalam masalah pelik seperti sekarang ini, sebelum meminta pendapat para pembesar kerajaan Saba’ yang dia pimpin. “Bagaimana pendapat kalian tentang isi surat dari raja Sulaiman ini.”

Mereka menyatakan siap mematuhi apa pun perintah yang akan diberikan oleh Ratu Balqis. Seandainya harus berperang, mereka siap. “Kita punya kekuatan dan keberanian”, kata mereka.

Tentu saja Ratu Balqis senang dengan kesiapan dan keberanian para pembesar kerajaan untuk berperang. Tapi dia punya pikiran lain, bukan berperang, tapi mengirim utusan mengantarkan hadiah untuk Raja Sulaiman. Karena perang, dalam pandangan Ratu Balqis hanya akan menimbulkan kerusakan. Kerajaan yang bersusah payah dibangun akan hancur. Penduduk negeri yang kalah akan hina, bahkan bisa saja diperbudak.

Mengirim para utusan dengan membawa hadiah yang berharga, yang sesuai dengan kebesaran Raja Sulaiman menunjukkan iktikad mereka untuk bersahabat dan berdamai. Nanti akan dilihat bagaimana respon Raja Sulaiman setelah menerima para utusan Kerajaan Saba’ tersebut. Beberapa kemungkinan bisa saja terjadi. Pertama, Raja Sulaiman menerima hadiah-hadiah tersebut, kemudian mewajibkan Kerajaan Saba’mengirim upeti setiap tahun sebagai bukti ketundukan dan kepatuhan mereka kepada Raja Sulaiman. Kalau itu yang terjadi peperangan dapat dihindari. Kedua, Raja Sulaiman tersinggung dan marah, kemudian memutuskan untuk memerangi Kerajaan Saba’ yang dianggap tidak mau patuh.

Menurut Ibn’Abbas, sebagaimana dikuti Ibn Katsir dalam kitab Tafsirnya (10: 405) Ratu Saba’ juga mengatakan kepada para pembesarnya: “Jika Sulaiman menerima hadiah yang kita antarkan, berarti dia hanya seorang raja, maka silahkan kalian perangi dia. Tapi jika dia menolak hadiah kita, maka dia adalah seorang Nabi, maka ikutilah dia.” Ternyata Sulaiman menolak hadiah-hadiah tersebut sembari mengancam akan memerangi Kerajaan Saba’. Allah SWT berfirman:

فَلَمَّا جَآءَ سُلَيۡمَٰنَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٖ فَمَآ ءَاتَىٰنِۦَ ٱللَّهُ خَيۡرٞ مِّمَّآ ءَاتَىٰكُمۚ بَلۡ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمۡ تَفۡرَحُونَ ٣٦ ٱرۡجِعۡ إِلَيۡهِمۡ فَلَنَأۡتِيَنَّهُم بِجُنُودٖ لَّا قِبَلَ لَهُم بِهَا وَلَنُخۡرِجَنَّهُم مِّنۡهَآ أَذِلَّةٗ وَهُمۡ صَٰغِرُونَ ٣٧

“Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: “Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. Kembalilah kepada mereka. Sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”. (Q.S. An-Naml 27: 36-37)

baca juga: Kisah Nabi Sulaiman Dan Burung Hud-hud

Al-Qur’an tidak menjelaskan hadiah-hadiah apa saja yang diantarkan oleh para utusan Ratu Saba’ kepada Raja Sulaiman. Apakah emas berlian, batu-batu mulia, pakaian yang indah-indah, atau bisa juga budak-budak laki-laki dan perempuan. Atau benda-benda lain, tidak terlalu penting untuk dibahas. Yang jelas Sulaiman menolak semua hadiah itu, dan menyatakan apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada beliau, lebih baik daripada apa yang diberikan Allah kepada Ratu Balqis. Tidak perlu kalian berbangga, kata Sulaiman, dengan kekayaan yang kalian miliki.

Sulaiman menolak hadiah-hadiah tersebut seraya mengancam akan mengirim pasukan yang besar untuk memerangi Kerajaan Saba’. Ratu Balqis dan seluruh pembesar bersama dengan balatentaranya tidak akan mampu mengalahkan balatentara Sulaiman yang perkasa tersebut,

singgasana ratu balqis

Nabi Sulaiman Memindahkan Singgasana Ratu Balqis

Nabi Sulaiman AS menyuruh utusan Ratu Balqis untuk membawa kembali hadiah-hadiah yang mereka bawa dari Kerajaan Saba’. Pesan Sulaiman dalam suratnya jelas, Ratu Balqis dan para pembesarnya harus datang menemui beliau sebagai orang-orang yang berserah diri (wa âtûni muslimîn).

Apa sebenarnya yang diinginkan oleh Sulaiman dari Ratu Balqis. Apakah sekadar tunduk kepada beliau atau ingin agar Ratu Balqis dan para pembesarnya serta penduduk Saba’ tidak lagi menyembah matahari seperti yang dilaporkan oleh Hud-hud sebelumnya.

Dalam surat yang dikirimkan tersebut tidak ada perintah untuk menghentikan penyembahan matahari, juga tidak ada perintah untuk menyembah Allah SWT semata. Sulaiman hanya melarang Ratu Balqis dan para pembesarnya berlaku sombong kepadanya, dan memerintahkannya untuk datang beserah diri.

Sebagai seorang Nabi dan Raja tentu Sulaiman menginginkan kedua-duanya. Tetapi tentu beliau tidak boleh memaksa siapa pun untuk masuk Islam. Maka langkah srategis yang dilakukan Sulaiman adalah menundukkan Kerajaan Saba’ berada di bawah kekuasaannya, dengan demikian ada jalan untuk menghentikan penyembahan matahari. Itu sebab para mufassir tidak menafsirkan kalimat wa âtûni muslimîn sebagai datanglah kepadaku untuk masuk Islam, tapi datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman AS, Ilmu dan Kekuasaan Sulaiman

Nabi Sulaiman sama sekali tidak tertarik dengan persembahan rupa-rupa hadiah yang dikirimkan Ratu Balqis. Beliau menolaknya mentah-mentah. Bahkan mengancam akan mengerahkan pasukan menyerang Kerajaan Saba’. Jelas sudah misi utusan Ratu Balqis gagal.

Jika pasukan Sulaiman datang menyerang dengan kekuatan penuh, Ratu Balqis dan pasukannya tidak akan sanggup bertahan, apalagi mengalahkan balatentara Sulaiman yang perkasa itu. Dengan demikikan, kerusakan besar akan terjadi. Ratu dan para pembesar kerajaan akan digiring ke Kerajaan Sulaiman sebagai tawanan yang hina.

Ratu kembali berunding dengan para pembesar kerajaan dan kemudian mengambil keputusan akan datang langsung menghadap Raja Sulaiman. Ratu akan diiringi oleh pembesar kerajaan dan dikawal oleh pasukan secukupnya. Keputusan itu segera dikabarkan kepada Sulaiman melalui utusan berikutnya.

Mendapat kabar bahwa Ratu Balqis akan datang, Nabi Sulaiman punya ide untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis dari istananya di Saba’ ke istana Sulaiman di Palestina. Sulaiman menanyakan kepada para pembesar kerajaannya, siapa yang sanggup memindahkan singgasana itu secepatnya sebelum Ratu Balqis dan rombongan datang. Allah SWT berfirman:

قَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَيُّكُمۡ يَأۡتِينِي بِعَرۡشِهَا قَبۡلَ أَن يَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ٣٨ قَالَ عِفۡرِيتٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ وَإِنِّي عَلَيۡهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٞ ٣٩

“Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. (Q.S. An-Naml 27: 38-39)

Menurut Muhammad ibn Ishaq, seperti dikutip Ibn Katsir dalam Kitab Tafsirnya (10:407), setelah para utusan kembali dan melaporkan penolakan dan ancaman Sulaiman, Ratu Balqis menyatakan: “Aku sudah tahu bahwa Sulaiman itu bukan (hanya) seorang Raja. Kita tidak punya kemampuan untuk menghadapinya.” Kemudian Ratu mengirim utusan menyampaikan pesannya kepada Sulaiman: “Aku akan datang menemui engkau bersama para pembesar kaumku. Aku akan lihat apa titahmu, dan apa agama yang engkau ajak kami mengikutinya”.

Setelah itu Ratu melakukan persiapan perjalanan. Singgasananya yang terbuat dari emas berhiaskan batu-batu mulia yaqut, zabarjad dan lu’lu’ dia perintahkan untuk dimasukkan dalam sebuah peti besar dengan penutup tujuh lapis. Sepeninggal dia tidak seorang pun boleh membukanya apalagi duduk di atas singgasananya.

Setelah rombongan besar dari Yaman berangkat, Nabi Sulaiman memerintahkan pasukan jinnya untuk memantau siang dan malam perjalanan rombongan tersebut. Setelah dekat, Nabi Sulaiman menanyakan kepada para pembesar kerajaannya, siapa yang sanggup memindahkan singgasana Ratu Balqis ke Istana beliau, sebelum Ratu dan rombongannya sampai.

Yang pertama menyatakan kesanggupannya adalah Jin Ifrit. Dia sanggup memindahkan singgasana tersebut sebelum Baginda Sulaiman berdiri dari duduknya. Jika Nabi Sulaiman setuju, kemudian langsung berdiri, maka singgasana tersebut sudah berada di dalam istana beliau.

Menurut M. Quraish Shihab, Ifrit berarti yang sangat kuat lagi sangat cerdas dan tidak dapat dicederai, tidak juga dapat terkalahkan. Biasanya kata ini hanya menunjuk kepada makhlus halus,dan bila digunakan menyifati manusia, maka itu dalam konteks mempersamakannya dengan makhluk halus itu” (Tafsir Al-Mishbah 10:224)

Belum lagi Nabi Sulaiman menjawab, muncul lagi tawaran yang lebih hebat dan lebih cepat. Kali ini datang bukan dari bangsa jin, tapi dari bangsa manusia. Allah SWT berfirman:

قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَ

“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”… (Q.S. An-Naml 27: 40)

Kalau Jin Ifrit sanggup memindahkan singgasana itu sebelum Sulaiman berdiri dari duduknya, maka laki-laki yang punya ilmu al-Kitab ini sanggup melakukannya dalam sekejap mata. Tentu saja tidak ada lagi yang akan bisa menandinginya. Al-Qur’an tidak menceritakan lagi jawaban Nabi Sulaiman. Begitu mata tapi Sulaiman berkedip secara refleks seperti umumnya manusia, maka tiba-tiba singgasana Ratu Balqis sudah ada di hadapan beliau.

Menyaksikan singgasana itu sudah ada di hadapan beliau, Sulaiman sangat bersyukur, dan menyatakan bahwa ini semua adalah karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada beliau, untuk mengaujinya, apakah di dapat bersyukur atau kufur. “Barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. Allah SWT berfirman melanjutkan ayat 40 di atas:

فَلَمَّا رَءَاهُ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ٤٠

“… Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.(Q.S. An-Naml 27: 40)

Baca juga Kisah Nabi Sulaiman Sebelumnya: Kisah Nabi Sulaiman, Yang Tak Tergiur Kekuasaan!

Penulis : Yunahar Ilyas

Posted on 1 Agustus 2020 @ 7:09 am

Source: suaramuhammadiyah
Tags: Kisah NabiKisah Nabi dan RosulKisah Nabi SulaimanKisah Ratu BalqisRatu BalqisRatu Tercantik
Share7TweetSendShare

Related Posts

Kisah Nabi Muhammad SAW

Kisah Nabi Muhammad SAW, Perjalanan Lahir hingga Wafatnya Utusan Allah

by admin
17 April 2021

news.schmu.id, Kisah Para Nabi: Kisah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui, Nabi Muhammad adalah tokoh penting...

kisah Nabi Adam AS Manusia Pertama

Kisah Nabi Adam Dan Penciptaanya Sebagai Manusia Pertama di Bumi

by admin
16 April 2021

news.schmu.id, Khasanah Islam: Kisah Nabi Adam Dan Penciptaanya. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang...

Sajadah Anti Corona

Siswa SMP Muhammadiyah Ciptakan Sajadah Anti Corona

by Nuril Fitriana
15 April 2021

news.schmu.id: Guna memudahkan umat Islam untuk tetap aktif beribadah di tengah pandemi COVID-19, para siswa...

Penghargaan

Mahasiswa Muhammadiyah Menangkan Penghargaan di Konferensi Internasional

by Nuril Fitriana
10 April 2021

news.schmu.id: Mengangkat isu lingkungan, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengharumkan nama kampus di kancah internasional....

kisah kh ahmad dahlan

Kisah KH Ahmad Dahlan Melelang Harta Benda untuk Gaji Guru Muhammadiyah

by redaksi
10 April 2021

Kisah KH Ahmad Dahlan Melelang Harta Benda untuk Gaji Guru Muhammadiyah -- Kejadiannya kira-kira di...

Load More
Next Post
hukum sholat jum'at bagi wanita

Tanya UstadzMu: Apa Hukum Sholat Jum'at Bagi Wanita?

Discussion about this post

Partner

schmu news

Portal Pendidikan Indonesia

logo google publisher
logo komik pak kyai
Logo Suara Muhammadiyah

schmu news

  • Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik

© 2019

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In