Google telah membatalkan perekrutan 2.000 orang, yang telah setujui untuk bekerja sebagai karyawan kontrak. Dalam sebuah email, Google pekan lalu mengatakan kepada agen karyawan kontrak bahwa mereka memperlambat laju perekrutan dan investasi. Dan tidak merekrut banyak pekerja baru seperti yang direncanakan pada awal tahun lalu.
Google Telah Membatalkan Perekrutan Karyawan
“Seperti yang kami katakan, kami memperlambat laju rekrutmen dan investasi kami, serta sebagai hasilnya kami tidak merekrut banyak orang baru, baik pekerja penuh waktu maupun sementara seperti yang kami rencanakan pada awal tahun.
Namun, kami terus merekrut di sejumlah bidang strategis, “kata juru bicara Google dalam pernyataan yang dikutip oleh CNBC International, Minggu, 31 Mei 2020.
Bulan lalu, CEO Sundar Pichai melalui memo karyawan mengakui bahwa perekrutan dan investasi melambat karena pandemi co-19 menciptakan ketidakpastian bagi bisnis di berbagai industri. Dalam memo itu, Pichai mengatakan Google menambahkan 20 ribu karyawan pada 2019 dan telah merencanakan untuk melakukan hal yang sama tahun ini.
Pada saat ini, ada 4.000 karyawan baru dan ribuan lainnya dijadwalkan untuk mulai bekerja segera.
Seorang juru bicara Google pernah mengatakan akan mempertahankan momentum di sejumlah kecil bidang strategis, dan menyatukan banyak orang yang telah direkrut.
Sayangnya pada bulan April, direktur global memperingatkan pemotongan anggaran dan pembekuan di departemen pemasaran.
Keputusan Google tentang mayoritas pekerja kontrak, juga dikenal sebagai TVC mencakup setidaknya setengah dari sekitar 300 ribu tenaga kerja Google.
Status diferensial mereka disorot secara teratur, salah satunya pada bulan April ketika Google mengatakan pekerja kontrak tidak bisa lagi mengakses alat pelatihan keterampilan yang disediakan untuk karyawan penuh waktu.
Namun, Google telah membuat beberapa konsesi kepada pekerja kontrak selama krisis Covid-19, yaitu memperpanjang kontrak untuk staf sementara hingga 60 hari setelah kontrak berakhir.
editor: cak ipin | sumber: CNBC International
Discussion about this post