news.schmu.id: Faktor genetik anak dan orang tua biasanya dilihat dari bentuk fisik seperti mata, bentuk hidung, bibir, dan bentuk rahang. Namun faktor genetik orang tua pada anak tidak hanya dari segi fisik. Tapi itu juga mempengaruhi perkembangan anak.
Biasanya perkembangan karakter anak dapat dipengaruhi oleh cara orang tua mendidik, lingkungan, dan dari sekolah. Namun tanpa disadari, perkembangan kepribadian anak juga didasarkan pada latar belakang genetiknya dan juga dari pengalaman hidupnya.
Ini juga merupakan perdebatan tentang genetika vs. parenting. Dilansir dari Verywellmind.com, beberapa peneliti sepakat bahwa perkembangan anak melibatkan interaksi yang kompleks baik sifat maupun pola asuh.
Untuk lebih memahami peran perkembangan kepribadian dari faktor-faktor tersebut, berikut ini bahasan lebih lanjut tentang bagaimana gen mempengaruhi perkembangan anak!
1. Genetik vs. Pengasuhan
Isi Artikel
Beberapa aspek perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor biologis dan peran lingkungan. Misalnya, masa awal pubertas sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik anak, tetapi juga faktor lingkungan seperti pengaruh nutrisi.
Sejak awal kehidupan seorang anak, faktor genetik dan lingkungan berfungsi untuk membentuk siapa anak itu dan akan menjadi siapa dia kelak. Sementara faktor genetik yang diwarisi dari orang tua pada seorang anak dapat menjadi peta arah untuk perkembangan mereka, lingkungan hanya dapat mempengaruhi bagaimana arah ini diekspresikan, dibentuk atau diizinkan.
Interaksi antara genetika dan pola asuh tidak hanya terjadi pada momen atau periode waktu tertentu saja, karena hal itu wajar seumur hidup. Untuk memahami perkembangan anak, penting untuk melihat pengaruh biologis yang membantu membentuk perkembangan anak.
Bagaimana pengalaman berinteraksi dengan genetika dan beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi psikologi dan perkembangan anak.
2. Perkembangan Anak saat Masa-Masa Prenatal
Awalnya, perkembangan anak dimulai ketika sel reproduksi pria, atau sperma, menembus selaput pelindung luar dari sel reproduksi wanita, atau sel telur. Sperma dan sel telur masing-masing mengandung kromosom yang berfungsi sebagai cetak biru kehidupan manusia.
Gen yang terkandung dalam kromosom ini terdiri dari struktur kimia yang dikenal sebagai DNA (asam deoksiribonukleat) yang berisi kode genetik, atau petunjuk, yang menyusun seluruh kehidupan seorang anak. Kecuali sperma dan sel telur, semua sel di dalam tubuh mengandung 46 kromosom.
Sperma dan sel telur masing-masing hanya mengandung 23 kromosom.Seperti yang bisa Mama tebak, sperma dan sel telur masing-masing hanya mengandung 23 kromosom. Ini memastikan bahwa ketika dua sel bertemu, organisme baru yang dihasilkan memiliki 46 kromosom yang benar.
3. Cara Membedakan Faktor Genetik Anak dengan Ekspresi Gen yang Sebenarnya
Jadi bagaimana sebenarnya faktor genetik yang diwarisi dari Ayah dan Ibu mempengaruhi perkembangan anak dan sifat alami yang dimiliki anak tersebut? Untuk memahami hal ini, pertama-tama penting untuk membedakan antara faktor genetik anak dan ekspresi sebenarnya dari gen tersebut.
Genotip mengacu pada semua gen yang diwarisi dari orang tua. Fenotipe adalah bagaimana gen seorang anak diekspresikan. Fenotipe dapat mencakup karakteristik fisik, seperti tinggi dan warna mata atau mata anak, serta karakteristik nonfisik seperti rasa malu atau rasa percaya diri yang tinggi.
Meskipun genotipe Mama mungkin sangat mewakili bagaimana seorang anak tumbuh, cara pembentukan karakter anak akan tetap didasarkan pada bagaimana gen yang dimilikinya diekspresikan.
Anggap saja seperti membangun rumah. Gambar desain yang sama dapat menghasilkan berbagai macam bentuk rumah yang terlihat sangat mirip, tetapi perbedaan tetap terlihat meskipun bahan dan warna yang digunakan selama konstruksi dipilih.
4. Dua Hal yang Memengaruhi Bentuk Ekspresi Gen pada Anak
Apakah anak saat ini merupakan bentuk ekspresi gen atau tidak, itu tergantung pada dua hal yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
Interaksi genetik dengan gen lain:
Gen terkadang dapat berisi informasi yang saling bertentangan, dan dalam banyak kasus, satu gen akan memenangkan pertarungan untuk mendominasi. Beberapa gen bertindak sebagai aditif.
Misalnya, jika seorang anak memiliki satu orangtua yang tinggi dan satu orang tua yang pendek, anak tersebut mungkin akan membagi perbedaannya dengan menjadi tinggi rata-rata. Dalam kasus lain, beberapa gen mengikuti pola dominan-resesif.
Warna mata adalah salah satu contoh gen dominan-resesif yang bekerja. Gen untuk mata coklat bersifat dominan, namun gen untuk mata biru bersifat resesif. Jika Mama menurunkan gen mata coklat dominan, sedangkan Papa menurunkan gen mata biru resesif, gen dominan akan menang dan anak akan memiliki mata coklat.
Interaksi gen terhadap lingkungan disekitar anak:
Lingkungan yang terpapar pada anak, baik di dalam rahim juga dapat memengaruhi cara gen diekspresikan. Misalnya, paparan obat-obatan berbahaya selama dalam kandungan dapat berdampak buruk pada perkembangan anak di kemudian hari.
Tinggi badan adalah contoh yang baik dari suatu sifat genetik yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Walaupun genetik anak dapat memberikan petunjuk untuk tinggi badan, ekspresi tinggi badan ini mungkin menurun jika anak memiliki gizi buruk atau penyakit kronis.
5. Tak Jarang, Adanya Kelainan Genetik yang Memengaruhi Kondisi Fisik dan Psikologis Anak
Kelainan genetik bisa tidak sempurna atau terkadang tidak sesuai. Terkadang saat sperma atau sel telur terbentuk, jumlah kromosom dapat membelah secara tidak merata, menyebabkan organisme memiliki lebih atau kurang dari 23 kromosom normal.
Ketika salah satu dari sel abnormal ini bergabung dengan sel normal, zigot yang dihasilkan akan memiliki jumlah kromosom yang tidak merata. Dalam beberapa kasus, bayi yang dilahirkan dengan jumlah kromosom yang tidak normal, akibatnya adalah mengidap sindrom dengan serangkaian karakteristik yang berbeda.
Pengaruh genetik memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap bagaimana seorang anak berkembang. Namun, penting untuk diingat bahwa genetika hanyalah salah satu bagian dari teka-teki rumit yang membentuk kehidupan seorang anak.
Faktor lingkungan termasuk pola asuh, budaya, pendidikan, dan hubungan sosial juga memainkan peran penting dalam perkembangan anak, yang bisa Mama ajarkan selalu dalam kehidupan anak setiap harinya.
Discussion about this post