Dampak Memaksakan Kehendak Pada Anak: Tiap orang-tua pasti inginkan yang terbaik buat anak-anaknya. Memaksakan kehendak pada anak dengan alasan kebaikan, juga jadi hal yang seringkali kita dapati pada masyarakat kita.
Tetapi, apa ada efek memaksa kehendak pada anak? Khususnya buat kesehatan mental serta perubahan karakter anak.
Tentunya ada. Ditambah lagi bila orang-tua betul-betul batasi anak dalam segalanya. Dalam pengetahuan pengasuhan anak, skema asuh yang memaksa kehendak pada anak ini disebutkan authoritarian parenting atau skema asuh otoriter. Seperti namanya, skema asuh otoriter adalah style pengasuhan yang batasi serta tuntut anak untuk ikuti semua perintah orang-tua.
Dampak Memaksa Kehendak pada Anak, foto via halodoc
Dampak Memaksakan Kehendak Pada Anak
Isi Artikel
Orang-tua yang punya skema asuh otoriter akan condong memutuskan batas-batas yang tegas serta tidak memberikan kesempatan besar buat anak untuk menyampaikan opini. Orang-tua otoriter biasanya berlaku sewenang-wenang dalam membuat ketetapan serta memaksa peranan atau pandangan pada anak, atas fundamen potensi serta kekuasaan diri. 5 Permainan Belajar Anak Sederhana Untuk Menumbuhkan Kreatifitas
Bila orang-tua mengaplikasikan skema asuh semacam ini, akan ada lumayan banyak efek negatif buat tumbuh kembang serta pembentukan ciri-ciri anak. Lebih detilnya, di bawah ini efek mengaplikasikan skema asuh otoriter dengan memaksa kehendak pada anak:
1. Takut Memiliki pendapat
Anak yang di besarkan dengan orang-tua yang menyukai memaksa kehendak akan condong takut untuk menyampaikan opini, saat masuk dunia sekolah serta kerja. Karena, orang-tua mereka terlatih untuk tutup rapat-rapat ruangan untuk berdiskusi. Ini akan membuat anak merasakan sangsi serta takut saat akan mengungkapkan gagasannya pada seorang lain.
2. Tidak Dapat Membuat Keputusan
Tidak cuma takut memiliki pendapat, anak yang di besarkan dengan skema asuh otoriter akan tumbuh jadi pribadi yang tidak dapat membuat ketetapan sendiri. Ini sebab semenjak kecil mereka terlatih ikuti segalanya yang disebutkan serta ditetapkan oleh orangtuanya. Diluar itu, anak akan alami kesusahan untuk menampik atau menjelaskan tidak pada seorang lain.
3. Agresif
Berkebalikan dengan 2 efek jelek barusan, anak yang di besarkan oleh orang-tua yang menyukai memaksa kehendak dapat juga tumbuh jadi pribadi yang agresif. Karena, type orang-tua yang mengaplikasikan skema asuh otoriter umumnya lahir dari skema asuh sama yang diterima saat kecil. Sebab terlatih terima skema asuh itu, mereka tumbuh dewasa serta jadi orang-tua yang keras pada anak dengan fakta mendidik.
Skema asuh keras ini sering dibarengi dengan hukuman fisik jadi ganjaran, bila anak lakukan kekeliruan. Perihal ini pula yang bisa membuat anak tumbuh jadi pribadi yang agresif. Agresivitas ini biasanya tercipta dari kemarahan atau perasaan negatif yang tertumpuk. Jadi, saat anak seringkali memperoleh hukuman fisik, mungkin dia jadi geram dengan kondisi, lalu menyalurkannya berbentuk agresivitas pada seorang lain.
Simak juga:Â 5 Permainan Belajar Anak Sederhana Untuk Menumbuhkan Kreatifitas
4. Mengganggu Kesehatan Mental
Skema asuh otoriter serta rutinitas memaksa kehendak pada anak akan punya pengaruh pada kesehatan mental anak, lho. Anak yang semenjak kecil tetap dikendalikan kehidupannya akan condong tidak bahagia serta rawan stres. Oleh karenanya, seharusnya orang-tua tidak mengaplikasikan skema asuh semacam ini pada anak.
5. Kurang Punya Motivasi
Kebebasan anak yang dikekang oleh kehendak orang-tua bisa membuat anak kurang punya motivasi, khususnya dalam memastikan tingkah laku yang pas. Anak akan tumbuh jadi pribadi yang gampang takut serta kuatir, disebabkan kurang terpenuhinya perasaan aman serta kasih sayang dari orang-tua.
Discussion about this post