news.schmu.id, PT Pos Indonesia adalah salah satu BUMN tertua di Indonesia. Jejak sejarah Pos Indonesia bermula ketika perusahaan dagang Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mendirikan Kantor Pos pada 26 Agustus 1746.
Saat itu, VOC mendirikan Kantor Pos di Batavia (Jakarta) dengan tujuan untuk mempermudah pengiriman surat, khususnya dalam kegiatan perdagangan.
Saat itu Gubernur Jenderal G.W. Baron van Imhoff mendirikan kantor pos untuk menjamin keamanan surat-surat warga, terutama bagi mereka yang berdagang dari perkantoran di luar Jawa dan bagi mereka yang datang ke dan dari Belanda.
BUMN Tertua di Indonesia

Seperti dikutip dari laman PT Pos Indonesia, posindonesia.co.id, sejak berdirinya jasa pos mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada masyarakat.
Setelah Kantor Pos Batavia berdiri, empat tahun kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk menjalin hubungan pos reguler antara kedua tempat tersebut dan untuk mempercepat pengiriman. Rute perjalanan posnya saat itu lewat Karawang, Cirebon, dan Pekalongan, ”seperti dikutip dari situs PT Pos Indonesia, beberapa waktu lalu.
Beberapa dekade kemudian, pertumbuhan telegram membuat bisnis pos digabungkan. VOC kemudian menggabungkan layanan pos dengan layanan telegraf berstatus pos dengan nama Posten Telegrafdienst pada tahun 1875.
Hanya dua tahun kemudian, layanan pos berkembang karena layanan pos dan barang internasionalnya. “Sejak pemerintahan kolonial, layanan pos Belanda telah terlibat dalam pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga terdaftar sebagai anggota Union Postale Universelle [UPU].”
Selama pendudukan Jepang, posisi PTT diduduki oleh militer Jepang. Sejarah Pos Indonesia mencapai puncaknya pada 27 September 1945. PTT Angkatan Muda mengambil alih kekuasaan PTT dan secara resmi perusahaan ini bertransformasi menjadi Kantor PTT Republik Indonesia. Acara tersebut diperingati sebagai hari renungan PTT atau hari renungan Postel.
Setelah kemerdekaan, perkembangan bidang pos mengalami perkembangan. Pemerintah pada tahun 1965 kemudian mengubah Kantor Pos Republik Indonesia menjadi Perusahaan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).
Sejarah Pos Indonesia kembali berubah pada tahun 1978. Pemerintah Orde Baru mengubah Pos Indonesia menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro. Sejak saat itu, Pos Indonesia ditetapkan sebagai entitas tunggal dalam penyelenggaraan jasa pos dan giropos hubungan dalam dan luar negeri.
Usia emas PT Pos
Pada 1990-an, Pos Indonesia berubah lagi menjadi perseroan terbatas dengan nama PT Pos Indoensia. Perusahaan ini resmi menjadi PT sejak 20 Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Pasang surut mewarnai perjalanan panjang dua setengah abad Pos Indonesia. Masa emas industri pos terjadi pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Komunitas pengguna jasa pos sangat setia menggunakan jasa pos.
Namun, pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perubahan gaya hidup, serta tren liberalisasi bisnis jasa pos membuat Pos Indonesia mengalami pergeseran bisnis yang sangat signifikan.
Seperti yang dialami banyak perusahaan pos di dunia, Pos Indonesia pernah mengalami penurunan kinerja bisnis pada tahun 2000-2007.
Bisnis pos pada tahun-tahun itu merosot drastis. Penggunaan pesan singkat melalui telepon seluler dan Internet menggantikan peran surat pos individu. Begitu pula persaingan pengiriman barang dengan perusahaan kurir swasta membuat pangsa pasar Pos Indonesia semakin terpuruk, ”kata Kementerian BUMN dalam situs bumn.go.id.
Situasi tersebut memaksa Pos Indonesia untuk mengubah dan mentransformasikan bisnis. Manajemen perusahaan merencanakan kebangkitan perusahaan pada tahun 2009 dan merumuskan visi dan misi baru serta perencanaan jangka panjang untuk membangun kompetensi perusahaan agar lebih adaptif dengan perkembangan zaman.
Kementerian BUMN menyatakan melalui berbagai program transformasi internal dan bisnis korporasi, pendapatan Pos Indonesia pada tahun 2013 mencapai lebih dari Rp4 triliun atau meningkat hampir tiga kali lipat dari periode 2006-2007. Pada 2018, target pertumbuhan pendapatan perusahaan naik tiga kali lipat menjadi Rp11triliun.
Baca juga: BUMN Adalah
Dukungan pendapatan Pos Indonesia masih pada bisnis surat dan jasa keuangan. Meskipun volume pengiriman surat individu menurun, volume surat bisnis dan surat perusahaan terus meningkat. Sumber pendapatan penting lainnya adalah layanan pembayaran, layanan pengiriman uang, dan pengiriman paket, ”kata Kementerian BUMN.
editor: cak iPhine | sumber: news.google.com
Discussion about this post