Rabu, Januari 27, 2021
  • Kirim Artikel
  • Privacy Policy & TOS
  • Redaksi
  • Kontak
Portal Berita Pendidikan Indonesia
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
schmu news
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik
No Result
View All Result
schmu news
No Result
View All Result
Home Opini

Andai Bu Tejo Presiden Indonesia

Bu Tejo yang viral di film Tilik

by redaksi
22 Agustus 2020
in Opini
Reading Time: 3min read
0
0
bu tejo karakter film tilik

Film Tilik Memenangkan word cinema di Amsterdam tahun2019

Share on FacebookShare on Twitter

news.schmu.id, Andai Bu Tejo Presiden Indonesia — Di tengah ramai jagat medsos oleh pembahasan absurditas sinetron lokal Indonesia, film pendek TILIK tiba-tiba menyeruak. Beda dengan kebanyakan film televisi yang sudah terlalu dikooptasi pertimbangan industri, film Tilik ini memilih memotret realitas arus bawah. Konfliknya, settingnya, tokohnya, adalah citra realitas keseharian masyarakat. Meskipun secara simbolik film ini sarat pesan politik.

Andai Bu Tejo Presiden Indonesia

Bu Tejo Film Tilik
Karakter Bu Tejo dalam film tilik foto youtube.com

Beda dengan kebanyakan film yang terpaku pada pakem oposisi biner protagonis-antagonis, maka dalam film TILIK ini justru lebih manusiawi. Bahwa sesungguhnya dalam kehidupan ini tidak ada orang yang seratus persen antagonis dan seratus persen protagonis.

Apakah Bu Tejo murni antagonis karena suka nyinyir pada keluarga “penguasa” lokal desanya, mulai dari Bu Lurah, suami Bu Lurah, Fikri anaknya, hingga Dian si wanita penggoda? Saya kira terlalu reduksionis kalau menyimpulkan seperti itu.

Apa Yu Ning protagonis karena selalu menasehati agar tidak mudah menyebar Informasi yang belum tentu benar? Belum tentu juga, toh ia sendiri sudah menyebar info kurang valid yang membuat komunitas emak-emak kampung “musproh” naik truk si Gotrek dari desa ke Rumah Sakit Muhammadiyah itu. Jadi, apakah yang sok menasehati “Saya Pancasila, saya NKRI” itu seperti Yu Ning yang justru menyusahkan warga lainnya?

Saya kira, sosok Bu Tejo lah yang lebih pas nyalon Lurah daripada suaminya yang pengusaha itu. Ada banyak alasan mengapa Bu Tejo cocok menggantikan Bu Lurah, bahkan mungkin juga cocok jadi Presiden Indonesia.

Pertama, sosok analis kritis. Bu Tejo cukup akurat memprediksi bahaya Dian sebagai faktor penyebab disharmoni sosial masyarakat. Argumentasinya kuat, didasari bukti empiris. Ia mengalisis dengan standar ilmiah trianggulasi data: observasi perilaku Dian, studi literatur postingan di Internet, dan wawancara warga.

Ia hanya kurang akurat soal siapa lelaki yang memacari Dian: suami Bu Lurah, bukannya Fikri. Dibandingkan analisis Presiden soal ekonomi meroket atau Pandemi Covid, analisis prediksi Bu Tejo jauh lebih akurat.

Kedua, sosok Loyal dan merakyat. Apa uang tip yang diberikan pada Gotrek murni inisiatif suami Bu Tejo? Saya kurang yakin. Saya kira itu Bu Tejo sendiri yang memberi. Justru ia cukup tahu diri dengan tidak mengklaim uang itu dari dirinya.

Ini beda jauh dengan pejabat yang mengklaim bantuan dari dirinya padahal dananya milik negara. Ia juga jelas merakyat, sebagai istri pengusaha ia bisa saja berangkat dengan kendaraan sendiri bukannya bersusah-susah naik truk. Meski suaminya mau nyalon Lurah, saya kira pilihan kendaraan ini bukan pencitraan seperti pejabat masuk got atau berbaju adat tapi kebijakannya tidak pro masyarakat adat.

Ketiga, koneksi luas dan empatik. Ada dua adegan yang menunjukkan Bu Tejo adalah sosok yang empatik dan mau menggunakan koneksinya demi kepentingan warga. Pertama saat ia protes mengapa Yu Ning menyewa truk padahal Bu Tejo bisa mengusahakan bus dari koneksinya.

Kedua saat ini menekan polantas agar truk si Gotrek tidak ditilang. Jelas, tipikal seperti Bu Tejo kalau jadi presiden akan berjuang demi kepentingan rakyat menggunakan koneksinya, bukan malah mengutamakan tenaga kerja asing dan suka lari dari tanggung jawab dengan bilang “bukan urusan saya”. Mungkin kalau ketemu Bu Tejo, pejabat seperti ini akan digigit: “Nuraninya itu loh dipakai! Empatinya pak! Ya Allah!”

Keempat, ini yang paling penting. Di tengah kegalauan ibu-ibu yang lain, bu Tejo masih bisa berpikir rasional. Tidak bisa tilik karena Bu Lurah masih di ICU, Bu Tejo menawarkan alternatif hebat: ke Pasar Gede.

Dan apa yang lebih persuasif bagi emak-emak dari jalan-jalan ke pasar? Rasionalitas seperti Bu Tejo ini jauh di atas rata-rata pejabat kita. Lihat saja, dalam suasana genting mereka tidak tampak pikiran alternatifnya.

baca juga: Tanggapan Atas Pidato Nadiem Menteri Pendidikan

Menkes tidak mampu mengatasi Pandemi, Mendikbud tidak mampu mengatasi BDR, Menkeu tidak mampu mengatasi hutang hingga presiden tidak mampu mengatasi kinerja buruk kabinetnya. Ia cuma marah tapi tidak punya jalan keluar. Padahal kata Bu Tejo: “jadi orang itu yang solutif!”.

~ Ahmad Faizin Karimi – Penikmat Film

Diposting pada akun facebook pribadinya facebook.com/afkareem

Tags: Bu TejoFilm TilikPresidenViral
Share331TweetSendShare
redaksi

redaksi

Related Posts

Zona Gempa Megathrust dan Kesiapan Mitigasi Sekolah Kita

Zona Gempa Megathrust dan Kesiapan Mitigasi Sekolah Muhammadiyah

by cak iPhin
21 Januari 2021

news.schmu.id, Pendidikan: Zona Gempa Megathrust dan Kesiapan Mitigasi Sekolah Muhammadiyah, Menurut para ahli, Indonesia memiliki...

Kenapa Sekolah Memaksa Anak Menerima Pelajaran Berat?

Kenapa Sekolah Memaksa Anak Menerima Pelajaran Berat?

by admin
6 November 2020

news.schmu.id, Sekolah Memaksa Anak. Pandemi ini semakin banyak orang tua jadi tahu kalau ternyata banyak...

mengkritisi kompetensi guru Indonesia copy

Mengkritisi Kompetensi Guru Pada Sistem Pendidikan Nasional

by admin
20 Oktober 2020

news.schmu.id, Jakarta: Mengkritisi Kompetensi Guru Indonesia - 25 November diperingati sebagai Hari Guru. Guru adalah elemen...

Omnibuslaw, Menjual Pendidikan dan Kebudayaan

Omnibuslaw Menjual Pendidikan dan Kebudayaan kepada Pengusaha

by admin
11 Oktober 2020

news.schmu.id, Jakarta: Omnibuslaw, Menjual Pendidikan dan Kebudayaan kepada Pengusaha -- Setelah mempelajari Omnibuslaw Law Cipta...

Pandemi COVID Mengamuk

Pandemi COVID Mengamuk: Bukan Vaksin Tapi Istigfar

by admin
21 September 2020

schmu.id, Malang: Pandemi COVID Mengamuk -- Sepertinya ikhtiar telah mengalahkan tawakal dan ilmu mengalahkan iman....

Load More
Next Post
15 Kampus Terbaik 2020

Daftar 15 Kampus Terbaik 2020 versi Kemendikbud: Skor IPB Tertinggi

Discussion about this post

Partner

schmu news

Portal Pendidikan Indonesia

logo google publisher
logo komik pak kyai

schmu news

  • Media Siber
  • Kirim Artikel
  • Kontak
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Inspirasi
  • Opini
  • Teknologi
  • Islam
  • Parenting
  • Infografik

© 2019

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In